Hanum Aila
Staff, Empowerment Division FPCI Chapter UPN Veteran Jakarta
Almirah Ghaisani Putri
Staff, Empowerment Division FPCI Chapter UPN Veteran Jakarta
Taliban adalah kelompok Islam konservatif yang berkeinginan untuk menerapkan interpretasi ketat terhadap hukum agama. Taliban mulai menguasai kembali Afghanistan sejak bulan Agustus 2021. Berdasarkan hasil penelitian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tahun 2021 menjelaskan penyebab cepatnya penguasaan Taliban di Afganistan disebabkan oleh legitimasi yang tinggi, mundurnya pasukan Amerika Serikat, budaya korupsi pada pemerintahan, dan strategi perang Taliban. Legitimasi dapat diraih dengan memanfaatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Ashraf Ghani selaku Presiden Afganistan kala itu. Selain itu, legitimasi mudah diraih karena Taliban memiliki kesamaan sejarah, tradisi, dan kebiasaan dengan masyarakat Afghanistan. Di sisi lain, penarikan pasukan Amerika Serikat merupakan hasil dari adanya Doha Agreement. Penarikan pasukan tersebut menguntukan Amerika Serikat karena Taliban menyetujui tidak akan menjadikan Afganistan sebagai wilayah operasi terorisme internasional. Oleh karena itu, kelompok tersebut bertujuan untuk menjadikan negara bersyariat Islam, menghapuskan korupsi, dan menghapuskan ikatan kesukuan di Afganistan.
Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh rezim Taliban telah mengancam hak-hak perempuan Afganistan. Aturan tersebut telah melarang perempuan untuk mendapatkan pendidikan, menjadi model produk, duduk di balkon rumah, keluar rumah tanpa pendamping dari anggota keluarga, menggunakan make-up, cat kuku, dan sepatu hak tinggi. Selain itu, Taliban mewajibkan perempuan untuk menggunakan gamis dan niqab, serta berbicara dengan suara yang pelan. Sejak Desember 2022, Taliban juga melarang perempuan untuk bekerja dengan organisasi non-pemerintah (NGO) lokal maupun internasional, terkecuali dalam bidang gizi, kesehatan, dan pendidikan. Aturan tersebut sangat menyulitkan perempuan untuk mendapatkan akses pekerjaan, makanan, perumahan, dan perawatan kesehatan. Selain itu, Taliban telah menutup paksa salon kecantikan yang dikelola oleh para perempuan sejak bulan Juli 2023. Hal tersebut dilakukan karena salon dianggap menawarkan layanan jasa yang dilarang oleh Islam. Penutupan salon secara paksa telah memutus tali rantai mata pencaharian perempuan di Afghanistan. Oleh karena itu, bidang pekerjaan yang tersedia bagi perempuan di Afghanistan hanyalah sebagai dokter atau perawat.
Perempuan-perempuan Afghanistan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Taliban sejak Taliban berhasil menguasai Afghanistan. Mereka mengunggulkan penentangan terhadap kebijakan yang mendiskriminasi perempuan dan merugikan kebebasan berpendapat. Pada tahun 2021, tepatnya di Kota Herat, para perempuan Afghanistan berbondong-bondong melakukan demo meminta untuk diadakannya tempat untuk representasi perempuan di pemerintahan (Paskalis, 2021). Selain itu, di dunia media sosial, muncul sebuah gerakan sebagai respons terhadap peraturan berpakaian perempuan yang diterapkan oleh pemerintahan Taliban. Aktivis perempuan membagikan foto-foto mereka mengenakan pakaian tradisional Afghanistan dengan menggunakan tagar #JanganSentuhPakaianku dan #BudayaAfghanistan. Dilansir oleh Sarah Fetrat, perempuan di Afghanistan, yang umumnya berusia muda dan berasal dari lingkungan kurang beruntung, telah mengembangkan kampanye perlawanan akar rumput yang sekarang dikenal sebagai kampanye “Roti, Pekerjaan, Kebebasan” melalui tindakan dadakan mereka. Seiring berjalannya waktu, para perempuan ini mengumpulkan orang lain untuk membangun perlawanan sipil yang terorganisir. Ada beragam orang dalam kategori ini, termasuk profesor, penyair, penulis, ibu-ibu, dan mantan pegawai pemerintah (Fetrat, 2023).
Aljazeera melansir pada 16 Oktober menjelaskan bagaimana garis waktu dari aturan-aturan Taliban untuk para perempuan Afghanistan. Pada September 2021, ruang kelas dipisah berdasarkan gender. Lalu, Maret 2022, anak perempuan dilarang mengikuti sekolah menengah keatas. Dua bulan setelah itu, perempuan diperintahkan untuk menutupi seluruh diri mereka termasuk wajah mereka, di depan umum dan tinggal di rumah. Perempuan juga dilarang melakukan perjalanan antar kota tanpa pendamping laki-laki. November 2022, perempuan dilarang menggunakan fasilitas taman, pusat kebugaran, dan pemandian umum serta dilarang memasuki taman dan pasar malam. Pada Desember 2022, Taliban melakukan peraturan Eksekusi, cambuk atas dugaan kejahatan seperti perampokan, kabur dari rumah, perselingkuhan, perzinahan, pencurian, dan penjualan narkoba. Pada tanggal 21 Desember, Taliban memberlakukan pelanggaran bagi perempuan untuk menghadiri universitas sampai pemberitahuan lebih lanjut. Tiga setelahnya, Taliban melarang staf perempuan yang bekerja untuk LSM. Tahun berikutnya, Februari 2023, dokter dan petugas kesehatan perempuan harus menutup wajah mereka dengan masker dan selalu menggunakan “hijab Islam” selama bekerja (Greene, 2023).
Semenjak dua tahunnya keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan, kondisi kesejahteraan perempuan di negara tersebut semakin memburuk. Dalam artikel yang dirilis oleh Human Rights Watch, Taliban memulai dengan melanggar ruang pribadi dan privat perempuan dengan melanggar kebebasan fundamental mereka, termasuk kehadiran sosial dan politik mereka. Salah satu pilihan mereka baru-baru ini adalah melarang perempuan mengunjungi salon kecantikan, yang merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan oleh perempuan dan memberikan peluang unik bagi masyarakat dan “perawatan diri” (Fetrat, 2023). Perempuan Afghanistan bekerja di rumah sakit dan klinik – salah satu dari sedikit bidang yang terbuka bagi mereka – namun jumlah kandidat yang memenuhi syarat akan semakin berkurang. Perempuan Afghanistan tidak mempunyai akses terhadap dokter laki-laki, oleh karena itu anak-anak tidak akan mendapatkan perawatan medis jika perempuan adalah pengasuh utama mereka (Butt, 2023).
UN Women berkomitmen untuk membangun kembali gerakan perempuan di Afghanistan yang setara. Komitmen tersebut juga didorong oleh advokasi yang kuat. Di ruang digital, UN Women juga aktif mempromosikan dukungannya dengan @unwomenafghanistan via platform “X”. Dengan akunnya, UN Women menyuarakan tagar #StayAndDeliver dikarenakan adanya kemunduran hak-hak perempuan yang menimbulkan ketakutan. UN Women sangat memaksimalkan penggunaan teknologi dalam memberikan dukungan atas perampasan hak-hak perempuan di Afghanistan. Respon dari negara-negara lainnya yaitu dikarenakan larangan Taliban atas anak perempuan mendapatkan edukasi lebih dari sekolah dasar menuai kecaman internasional dan tetap menjadi sebuah hambatan terbesar bagi Taliban untuk diakui sebagai penguasa sah Afghanistan (Butt, 2023).
Referensi
Butt, R. (2023, September 17). 2 years ago, the Taliban banned girls from school. It’s a worsening crisis for all Afghans. AP News. https://apnews.com/article/afghanistan-taliban-high-school-ban-girls-7046b3dbb76ca76d40343db6ba547556
Fernandez, N. (2021, September 4). Ini Penyebab Taliban Cepat Kuasai Afghanistan. Kabar24. Retrieved October 21, 2023, from https://kabar24.bisnis.com/read/20210904/19/1437987/ini-penyebab-taliban-cepat-kuasai-afghanistan
Fetrat, S. (2023, August 30). Roti, Pekerjaan, dan Kebebasan—Dua Tahun Perlawanan Perempuan Afghanistan. Human Rights Watch. https://www.hrw.org/id/news/2023/08/30/bread-work-freedom-afghan-womens-two-years-resistance
Greene, T. (2023, October 16). World has abandoned Afghanistan, says country’s last women’s minister | Women News. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2023/10/16/world-has-abandoned-afghanistan-says-countrys-last-womens-minister
Human Rights Watch. (2023, October 8). Afghanistan: Memburuknya Penindasan dalam 2 Tahun Kekuasaan Taliban. Human Rights Watch. Retrieved October 21, 2023, from https://www.hrw.org/id/news/2023/10/08/afghanistan-repression-worsens-2-years-taliban-rule
Nurfahirah, A., Dewi, Y. T., & Gustiana, D. D. (2022, June). Upaya United Nations Women (UN Women) dalam Menangani Diskriminasi terhadap Perempuan di Afghanistan. Jurnal Transborders, 5(2). https://journal.unpas.ac.id/index.php/transborders/article/download/5297/2391/24457
Paskalis, S. A. (2021, November 12). Bagaimana Perempuan Afghanistan Gigih Memprotes Aturan Taliban. Tirto.ID. https://tirto.id/bagaimana-perempuan-afghanistan-gigih-memprotes-aturan-taliban-gjDj
Salsabila, D. I. (2023, Juli). LATAR BELAKANG BERKUASANYA KEMBALI TALIBAN DI AFGHANISTAN PADA TAHUN 2021. Jurnal Pena Wimaya, 3(2). http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/jpw/article/view/10218
Sekarwati, S. (2021, September 7). 13 Aturan Taliban untuk Perempuan. Fokus. Retrieved October 21, 2023, from https://fokus.tempo.co/read/1503425/13-aturan-taliban-untuk-perempuan