Ditulis oleh Nathanael Advent C. dari Divisi Empowerment
Perkembangan teknologi memungkinkan pemanenan energi yang lebih aman dan bersih. Belakangan ini, kendaraan listrik (EV) semakin populer, terutama ketika ditunjukkan sebagai mobil tanpa emisi yang jauh lebih baik untuk lingkungan daripada mobil klasik dengan mesin pembakaran internal. EV (electric vehicle) atau biasa disebut sebagai mobil listrik merupakan kendaraan yang menggunakan tenaga listrik sebagai sumber energinya, menggantikan mesin pembakaran internal yang bergantung pada bahan bakar fosil dengan mesin listrik dan baterai yang dapat diisi ulang. EV terkenal ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan udara selama penggunaan, yang membantu mengurangi jejak karbon serta memperbaiki kualitas udara, terutama di daerah perkotaan.
Fan et al. (2022) melakukan penelitian bahwa penggunaan mobil listrik dan strategi pengisian daya yang tepat dapat menghemat 3,6% hingga 32% gas rumah kaca. Selain itu, EV lebih efisien dalam mengonversi energi listrik menjadi gerakan dibandingkan dengan mesin pembakaran internal, memungkinkan kendaraan menempuh jarak lebih jauh dengan konsumsi energi yang lebih sedikit, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi yang terbatas. Meskipun harga awal EV mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan konvensional, biaya operasional dan pemeliharaannya cenderung lebih rendah dalam jangka panjang. Pengisian baterai EV juga biasanya lebih murah daripada pembelian bahan bakar fosil secara berkala. Dengan perkembangan pesat di industri mobil listrik, banyak produsen otomotif kini meluncurkan model EV yang kompetitif. Infrastruktur pengisian baterai juga terus berkembang, yang membantu mengatasi kekhawatiran terkait keterbatasan jarak tempuh dan ketersediaan tempat pengisian.
Penjualan EV meluas ke berbagai negara, di mana pada tahun 2023 penjualan mobil listrik mendekati 14 juta, dengan 95% di antaranya terjual di Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat. Penjualan EV tentu terus meningkat secara global, tetapi hanya signifikan di beberapa negara saja. Pada tahun 2023, kurang dari 60% pendaftaran mobil listrik baru berada di Tiongkok, kurang dari 25% di Eropa, dan sekitar 10% di Amerika Serikat, yang secara keseluruhan menyumbang hampir 95% dari total penjualan mobil listrik global. Di negara-negara ini, mobil listrik menguasai sebagian besar pasar mobil lokal: lebih dari satu dari tiga pendaftaran mobil baru di China adalah mobil listrik pada tahun 2023, lebih dari satu dari lima mobil di Eropa, dan satu dari sepuluh mobil di Amerika Serikat. Namun, penjualan masih terbatas di tempat lain, bahkan di negara-negara dengan pasar mobil yang sudah maju seperti Jepang dan India.
China, Eropa, dan Amerika Serikat juga mewakili sekitar dua pertiga dari total penjualan dan stok mobil, yang berarti bahwa transisi EV di pasar-pasar ini memiliki dampak besar dalam hal tren global. Hal ini mendatangkan berbagai produk EV ke Indonesia dari berbagai negara, seperti Wuling atau BYD dari Tiongkok, Hyundai dari Korea Selatan, dan VinFast dari Vietnam. Pasar mobil listrik mulai berkembang di Indonesia didorong oleh berbagai faktor penting, salah satunya adalah aspek ramah lingkungan. Mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang seperti CO2 dan NOx, sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara. Selain itu, kemajuan teknologi baterai telah meningkatkan jarak tempuh kendaraan listrik dan mempercepat waktu pengisian daya. Pada tahun 2021, Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, di mana nikel merupakan salah satu bahan baku pembuatan baterai untuk mobil listrik, dengan jumlah kurang lebih 21 juta ton atau 25% dari cadangan nikel dunia. Dukungan dari pemerintah Indonesia juga memainkan peran besar dalam mendorong adopsi mobil listrik melalui berbagai kebijakan yang mendukung. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menawarkan potensi pasar yang luas bagi kendaraan listrik. Pabrikan asal China, yang dikenal memiliki teknologi canggih dan harga yang kompetitif, juga memimpin dalam memperkenalkan mobil listrik ke pasar Indonesia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan bahwa pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki 7,46 juta kendaraan listrik dan 530 ribu unit stasiun pengisian, menunjukkan prospek yang cerah bagi masa depan pasar mobil listrik. Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mendorong penggunaan EV sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan beralih ke energi ramah lingkungan. Target ambisius telah ditetapkan untuk tahun 2030, yakni mencapai 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit kendaraan listrik roda dua yang beroperasi di jalan raya. Untuk mendukung pencapaian ini, pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur, termasuk 32.000 stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) yang dibutuhkan pada tahun 2030. Selain itu, pemerintah memberikan insentif pajak dan subsidi untuk kendaraan listrik, dengan alokasi dana sebesar USD 455 juta untuk mensubsidi penjualan dan konversi sepeda motor berbasis mesin pembakaran menjadi listrik. PT PLN juga memiliki peran dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan menawarkan insentif untuk pengisi daya rumah tangga, seperti harga khusus untuk peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif untuk pengisian daya malam hari.
Dilansir dari siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 22 Mei silam, pemerintah sedang mengembangkan standar penghematan bahan bakar untuk kendaraan berat sebagai bagian dari strategi jangka pendek dan menengah untuk menurunkan emisi CO2. Dengan adanya berbagai kebijakan yang telah atau akan ditetapkan di pasar otomotif Indonesia, penjualan EV kerap meningkat. Berdasarkan data yang diambil dari GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) pada bulan September lalu, penjualan EV di Indonesia meningkat signifikan, mencapai 23.045 unit pada periode Januari-Agustus 2024, naik 177,32% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Mobil listrik kini menyumbang 4,11% dari total penjualan mobil nasional. Peningkatan ini didorong oleh insentif pajak dari pemerintah, yang menurunkan harga jual, serta bertambahnya model dan merek baru di pasar.
Merek-merek asal China, seperti Wuling, Chery, dan BYD, mendominasi penjualan dengan model seperti Wuling Binguo EV, Chery Omoda E5, dan BYD Seal. BYD, meski baru masuk, berhasil menjual 6.461 unit hingga Agustus 2024 dan tengah membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Tren pertumbuhan penjualan diperkirakan akan berlanjut, dengan merek China tetap memimpin pasar karena menawarkan teknologi canggih dengan harga yang terjangkau. Penjualan EV mengalami peningkatan, dan target konsumen bervariasi, mulai dari mobil operasional kantor, argo taksi, hingga mobil pribadi. Penjualan EV sebagian besar berpusat di Jakarta dan berbagai kota besar lainnya, di mana sumber energi listrik mudah diakses untuk mengisi ulang baterai dari mobil tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan daerah-daerah terpencil atau perkampungan yang masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti bensin dan solar. Penjualan mobil listrik cenderung lebih tinggi di perkotaan karena akses yang lebih baik terhadap infrastruktur pengisian daya serta kesadaran lingkungan yang lebih tinggi di kota-kota besar. Di sisi lain, tingkat adopsi mobil listrik di pedesaan dan pelosok masih rendah, dipengaruhi oleh tantangan seperti minimnya infrastruktur pengisian daya dan kurangnya pemahaman mengenai manfaat kendaraan listrik.
Referensi
Trends in electric cars – Global EV Outlook 2024 – Analysis – IEA. (n.d.). IEA. https://www.iea.org/reports/global-ev-outlook-2024/trends-in-electric-cars
Ravel, S. (2023, December 29). Ragam Kebijakan Pemerintah Soal Kendaraan Listrik Selama 2023 Halaman all – Kompas.com. KOMPAS.com. https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/29/122200415/ragam-kebijakan-pemerintah-soal-kendaraan-listrik-selama-2023?page=all
Penjualan mobil listrik nasional naik, segmennya mencapai empat persen – GAIKINDO. (n.d.). https://www.gaikindo.or.id/penjualan-mobil-listrik-nasional-naik-segmennya-mencapai-empat-persen/
Ini Target Pemerintah untuk Populasi Kendaraan Listrik di Tahun 2030. (n.d.). ESDM. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/ini-target-pemerintah-untuk-populasi-kendaraan-listrik-di-tahun-2030
Naurah, N. (2024, October 9). Penjualan Mobil Listrik di Indonesia Makin Masif, Capai 17 Ribu Unit Pada 2023. GoodStats. https://goodstats.id/article/penjualan-mobil-listrik-di-indonesia-makin-masif-capai-17-ribu-unit-pada-2023-6vzF1
Albrechtowicz, P. (2023). Electric vehicle impact on the environment in terms of the electric energy source — Case study. Energy Reports, 9, 3813-3821. https://doi.org/10.1016/j.egyr
.2023.02.088.