Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran sejak dahulu memang jarang sekali akur dan cenderung memiliki tensi tersendiri secara geopolitik pada kawasan di Timur Tengah dimulai dari minyak, nuklir, hingga intervensi politik di kawasan tersebut. Iran muncul sebagai satu-satunya negara oposisi kehadiran politik dari Amerika Serikat di Timur Tengah, dimana seperti yang dunia ketahui kini menjadi sekutu dari Arab Saudi dan koalisinya. Demi mengimbangi kekuatan tersebut, Salah satu contohnya adalah Iran menjalin kerjasama dengan Rusia dan China, serta dengan Turki dalam menangangi kasus Suriah bagian Utara atau Idlib (KTT Ankara 2019). Dalam kasus persitegangan antara Iran-Amerika pada saat ini, diawali dengan adanya demonstrasi besar-besaran Kedutaan Amerika Serikat di Irak yang diyakini dan menuduh Iran sebagai dalang dari demonstrasi tersebut. Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 31 Desember 2019 lalu, dimana demonstran yang pro-Iran mengepung dan berusaha untuk memasuki Kedutaan Besar Amerika Serikat yang berada di Baghdad, dan beruntungnya Dubes Amerika Serikat untuk Irak pada saat itu tidak berada disana.


Para pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang serangan udara Amerika terhadap sebuah kelompok milisi yang didukung Iran di Irak. Amerika Serikat melakukan lima serangan udara di Irak dan Suriah dimana menargetkan fasilitas yang dikendalikan oleh kelompok Kataib Hezbollah. Setidaknya 25 orang tewas dan 51 lainnya luka-luka dalam serangan itu. Trump menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan respon atas serangan Rudal Katyusha yang menewaskan seorang kontraktor warga negara Amerika Serikat bersama dengan petugas Amerika Serikat di daerah Kirkuk, Baghdad Utara. Pada tanggal 3 Januari 2020, Amerika Serikat memulai konfrontasi lanjutan dengan Iran dengan meluncurkan Misil ke daerah Bandara Baghdad dimana pada saat itu Jenderal ternama Iran Qasseem Soleimani sedang berada disana dan langsung membuat dirinya tewas seketika. Pernyataan Amerika Serikat terhadap penyerangan tersebut atas dasar kedaulatan Amerika Serikat, dikarenakan Amerika Serikat menuduh Soleimani sedang merencanakan untuk menyerang fasilitas-fasilitas militer milik Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat Donald Trump sendiri yang memerintahkan penyerangan tersebut.


Iran bereaksi keras terhadap penyerangan tersebut dengan mengecam tindakan Amerika Serikat. Iran juga mengancam jika akan membalas serangan Amerika Serikat tersebut, Amerika Serikat pun kembali membalas tanggapan Iran tersebut, jika Iran berani menganggu kedaulatan dari Amerika Serikat, maka perang tidak akan terelakan. Hal ini pun mengancam stabilitas internasional sebagai bentuk kekhawatiran atas kejadian di awal tahun 2020 ini. Sebagai bukti nyatanya adalah harga minyak dunia yang naik hingga hampir 7%, dan juga saham perusahaan di bidang militer dan alutsista meningkat signifikan. Buntut panjang dari konflik ini, Iran menyerang balik Amerika Serikat pada tanggal 8 Januari 2020 kemarin dengan meluncurkan dan menembak misil rudal balistik terhadap dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat dan memperingatkan Amerika Serikat serta sekutunya di wilayah tersebut untuk tidak membalas serangan dari Iran tersebut. Namun, Iran hanya mengkonfirmasi hanya menyerang satu pangkalan saja dan bukan dua pangkalan seperti yang dilaporkan oleh pihak Amerika Serikat. Hingga sekarang penyidikan sedang berlanjut.


Hal ini juga memengaruhi Perjanjian Nuklir Iran (Joint Comprehensive Plan of Action) dimana Amerika Serikat mundur dari perjanjian tersebut pada Mei 2018 silam, dan dinilai kebijakan tersebut menjadi salah satu faktor dan akar terjadinya tensi panas baru pada dekade awal ini. Hingga sampai saat ini, belum ada tanggapan lanjutan dari Amerika Serikat akan menyerang balik atau melakukan tindakan defensif dikarenakan Trump masih mengkaji masukan dari diplomat serta politisi di Gedung Putih. Belum ada laporan korban jiwa dari pihak tentara Amerika Serikat di pangkalan yang diserang tersebut karena diyakini militer yang berada disana bersembunyi di dalam bunker. Namun diyakini Amerika Serikat akan memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *