Sampah plastik menjadi salah satu masalah yang tak akan habis untuk dibahas, banyak pro dan kontra yang muncul dalam membahas kegunaan dan kerugian yang muncul akibat penggunaan plastik khususnya dalam sektor industri. Sampah plastik yang pada awal mulanya dibuat untuk menguntungkan kebutuhan manusia kini justru berubah menjadi masalah besar yang darurat. Masalah muncul akibat penggunaan plastik yang berlebih tanpa ada pengelolaan yang bijak dalam mengatasi sampah plastik. Hingga saat ini masalah sampah plastik menjadi sorotan dan masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh dunia baik negara maju, maupun berkembang.
Impor sampah merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh beberapa negara dalam menanggulangi pengurangan sampah plastik di negaranya. China merupakan negara yang melakukan impor sampah terbesar di dunia karena mampu menyerap 45,2 % sampah di dunia dari tahun 1988 hingga 2016. Namun sejak 2016 pemerintah china membuat kebijakan yang membatasi impor sampah yang dikenal dengan kebijakan “pedang nasional”.
Akibat kebijakan tersebut kawasan Asia Tenggara menjadi destinasi tujuan utama negara negara besar seperti Amerika untuk mengirimkan impor sampah. Negara gajah putih Thailand menerima impor sampah dari Amerika pada 2018 sekitar 91.500 Ton sampah plastik. Filiphina mendapatkan 69 kontainer sampah plastik yang dikirim dari Kanada, Malaysia menerima 60 kontainer sampah dari beberapa negara berbeda yaitu Amerika, Jepang, Prancis , Kanada, Australia, dan Inggris, sedangkan Indonesia pada tahun 2017 mendapatkan 410 ribu ton sampah, dan jumlahnya meningkat pesat dua kali lipat pada tahun 2018.
Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dan sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut dengan jumlah kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 milar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
Dilansir dari laman Voa Indonesia negara Indonesia menjadi negara tujuan impor sampah nomor dua dari Amerika setelah negara india, dan menjadi tujuan impor sampah nomor dua dari inggris setelah Malaysia, serta menduduki posisi negara impor sampah nomor dua dari Australia setelah Vietnam. Menurut data greenpeace ekportir yang mengirim sampah plastik ke Indonesia selain Amerika diantaranya adalah Inggris mengimpor sampah sejumlah 67. 807 ton sampah, Jerman mengimpor sampah 59.668 ton sampah , dan Australia 42.130 ton sampah.
Indonesia sendiri masih belum mengelola sampah plastik dari dalam negeri dengan baik, namun ditambah dengan jumlah sampah plastik yang diimpor dari berbagai negara yang masuk ke Indonesia tak menutup kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai negara tong sampah di dunia.
Negara negara di Asia Tenggara lainnya membuat kebijakan untuk mengembalikan sampah tersebut ke negara asal bahkan hingga ada yang berani jika negara negara pengekspor sampah tersebut menolak pengembalian sampah tersebut beberapa negara di Asia Tenggara akan membuangnya di wilayah perairan mereka.Indonesia telah melakukan kebijakan yang serupa namun hingga saat ini kasus impor sampah yang terjadi pada Indonesia belum mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah Indonesia. Lantas jika dibiarkan terus menerus tanpa ada perhatian khusus untuk menangani kasus impor sampah negara negara asing ke Indonesia tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi negara tong sampah dunia.
Padahal sampah plastik merupakan sampah yang memiliki dampak berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup yang ada disekitarnya. Sampah plastik mengandung mikroplastik yaitu partikel amat kecil yang berasal dari plastik, partikel tersebut dapat masuk ke dalam tubuh kemudian dapat mengganggu kesehatan karena merusak jalannya metabolisme tubuh akibatnya tubuh akan mudah terserang penyakit mulai dari penyakit kulit, iritasi, kanker, hingga kematian. Untuk impor plastik dari negara negara asing yang masuk ke Indonesia harus dihentikan serta mendapatkan perhatian serius dari pemerintah karena dari hal yang kecil seperti sampah yang kadang diabaikan oleh masyarakat Indonesia akan membawa sebuah pengaruh besar bagi lingkungan , dan keberlangsungan makhluk hidup yang ada didalamnnya.