Kasus pelecehan seksual di benua afrika merupakan suatu kasus yang cukup serius untuk segera ditangani mengingat jumlah korban yang cukup banyak dan dengan beragam macam cara serta  latar belakang kasus yang terjadi. Berdasarkan data Agyepong et al 83% perempuan usia 13 – 15 tahun di afrika pernah mengalami pelecehan seksual. Pelecehan seksual yang menimpa perempuan perempuan di afrika digolongkan dalam berbagai macam jenis :

  1. PELECEHAN SEKSUAL MELALUI PERNYATAAN

Hal ini dilakukan tanpa perlu dirancang oleh sang pelaku, biasanya sang pelaku akan melontarkan ujaran yang bersifat menghina, merendahkan, serta mengandung unsur seksual. Pelecahan ini biasanya disebut dengan istilah catcall

  1. PELECEHAN SEKSUAL MELALUI PERILAKU

Pelecehan ini dilakukan oleh pelaku melalui perilaku yang mereka kerjakan baik itu melalui tatapan menggoda, bahkan hingga menyentuh bagian bagian tubuh  tertentu dari sang korban

  1. PELECEHAN SEKSUAL DENGAN IMBALAN

Pelecahan seksual ini dilakukan oleh pelaku dengan janji imbalan yang akan diberikan kepada korban. Hal tersebut dilakukan agar korban tidak mengadukan pelecehan tersebut ke pihak berwenang maupun orang terdekat.

  1. PELECEHAN SEKSUAL MELALUI KEKERASAN

Pelecehan seksual ini dilakukan pelaku dengan melalui tindak kekerasan baik fisik maupu psikis yang berisikan sebuah ancaman. Tak jarang korban dari pelecehan seksual melalui kekerasan memilki gangguan psikologis dan trauma  yang cukup serius.

Kasus pelecehan seksual tak hanya dialami oleh kaum hawa namun di afrika para pria juga mengalami pelecehan seksual. Contoh kasus yang terjadi afrika selatan seorang pemuda yang mengalami trauma cukup parah akibat pelecehan seksual yang dilakukan oleh tiga orang wanita. Sang korban dibawa pergi oleh tiga wanita tersebut dan diperkosa berhari hari. Hal tersebut sugguh ironis, bahkan berdasarkan data statistik resmi milik afrika dalam sehari bisa terjadi 110 pelecehan seksual yang dialami baik perempuan maupun laki laki dan hanya 13 kasus yang dilaporkan ke pihak berwenang. Menurut Kepolisian Afrika Selatan mencatat 40.035 kasus pemerkosaan dalam setahun per 31 Maret 2018,dengan rata-rata 110 setiap harinya. Data ini berdasarkan laporan organisasi pengecekan fakta Afrika Check tahun lalu. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, dengan 39.828 kasus pemerkosaan tercatat pada tahun 2017.

Alasan yang mendasari tingginya angka pelecehan seksual di benua sub sahara tersebut juga menimbulkan banyak perspektif dan sudut pandang. Dalam sebuah literature dikatakan bahwa salah satu pencetus dari tingginya angka pelecehan seksual di afrika adalah sebuah sistem patriarki yang berlaku yaitu dimana seorang pria memiliki wewenang dan kekuasaan dalam banyak hal, serta perempuan memiliki banyak batasan. Karena sistem itulah kadang para pria melakukan tindak pelecehan seksual karena menganggap dirinya memilki sebuah kekuatan dan kekuasaan yang lebih.

Selain itu alasan lain yang muncul tentang tingginya pelecehan seksual dikarenakan atas sikap, perilaku, serta penampilan para wanita afrika yang dianggap menggoda dan mengundang terjadinya kasus pelecehan seksual. Berdasrakan pengakuan seorang pelaku pelecehan seksual dia mengatakan bahwa

Girls wear short dresses and they do not wear underwear. And it disturbs me as I do not concentrate well in class and I want to touch. And thus, I touch girls to feel what they are selling… I do not see it as sexual violence because I see them as if they are selling and in a shop if they are selling you can go in and touch without buying”.

 

Namun alasan tersebut tak selamanya dapat dibenarkan, dan terkadang justru menimbulkan victim blaming yaitu dimana sang korban yang sudah merasa terpuruk akibat pelecehan seksual justru diperparah dengan mengatakan bahwa kasus tersebut terjadi akibat kesalahannya.

Karena kasus pelecehan seksual menjadi krisis nasional di afrika pemerintah akhirnya turun tangan dalam penanganan kasus tersebut. Presiden afrika selatan Cyril Ramaphosa menyerukan untuk bersama sama melawan pelecehan seksual serta sosialisasi pendidikan tentang reproduksi dan ancaman terhadap pelecehan seksual

 

sumber:

  1. Ramodungoane Tabane & Awelani V. Mudau. (2014) “I Touch Girls to Feel
    What They Are Selling”: Sexual Harassment of Female Learners in South African Schools, Journal
    of Sociology and Social Anthropology, 5:1, 37-42

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *