Ditulis oleh Indri Ramadani dan Aulia Rasel Widodo
Latar Belakang Perang Propaganda Korea Selatan & Korea Utara
Perang propaganda antara Korea Selatan dan Korea Utara kembali mencuat ke permukaan, mengingatkan kita akan sejarah panjang permusuhan dan ketegangan yang tak kunjung reda. Secara teknis Korea Selatan dan Korea Utara masih berperang karena konflik pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Sejak era Perang Korea tersebut, kedua negara tetap menunjukkan rivalitasnya, salah satunya dengan Korea Selatan yang menjadi bagian dari sekutu AS yang sering mengadakan latihan militer bersama, sedangkan Korea Utara sedang mengembangkan teknologi rudal dan nuklir yang menurut Korea Selatan dan AS melanggar resolusi PBB. Tidak hanya dalam bidang militer, taktik propaganda juga merupakan praktik yang terus berlanjut hingga era modern saat ini dalam perang kedua korea, kembali mencuatnya ketegangan antar dua negara melalui yang paling terbaru adalah pengiriman balon berisikan sampah oleh Korea Utara.
Sejak Mei hingga Juli 2024 lalu, Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara Kim Kang Il menyatakan bahwa Korea Utara telah menerbangkan 3.500 balon yang berisi 15 ton sampah. Korea Utara beralasan, balon yang mereka kirim adalah aksi balas dendam atas kampanye propaganda yang dilakukan pembelot dan aktivis di Korea Selatan. Aktor ini dikatakan rutin mengirim balon berisi selebaran anti-Korea Utara, makanan, obat-obatan dan stik USB berisi musik dan drama K-pop. Sebelumnya, Korea Utara telah memberikan peringatan terkait aksi kampanye propaganda Korea Selatan ini dengan menganggap aksi tersebut sebagai ajakan perang dan memberi ancaman akan meledakkan alat-alat pengeras suara. Namun, aksi ini berlanjut hingga tindakan para aktivis di Korea Selatan yang mengirimkan 10 balon berisi selebaran yang mengkritik rezim Korea Utara, membuat pihak Korea Utara mantab untuk melakukan serangan balasan dengan balon sampah.
Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat Korea Selatan
Menanggapi tindakan yang dilakukan oleh Korea utara, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengambil langkah tegas dengan melanjutkan siaran propaganda melalui pengeras suara di perbatasan pada 16 Juni 2024. Langkah ini diambil sebagai tanggapan keras atas tindakan Korea Utara yang terus mengirimkan balon berisi sampah melintasi perbatasan. Aksi balasan lainnya datang dari kelompok aktivis di Korea Selatan yang menerbangkan balon-balon ke Korea Utara, membawa selebaran yang mengkritik pemimpin Kim Jong Un, uang dollar AS, dan perangkat USB berisi video musik K-pop. Pengiriman balon terbaru ini terjadi hanya tiga hari setelah Seoul mengumumkan kembalinya siaran propaganda melalui pengeras suara yang ditujukan kepada Korea Utara. Langkah-langkah tersebut memperlihatkan ketegangan yang terus memanas antara kedua negara, dengan propaganda sebagai senjata utama dalam perang psikologis mereka.
Serangkaian upaya dan aksi balasan yang dilakukan Korea Selatan ini bisa dinilai sebagai tindakan kontradiksi mengingat Parlemen Seoul telah mengesahkan undang-undang yang mengkriminalisasi peluncuran balon-balon udara berisi selebaran anti-Korea Utara, pada Desember 2020 lalu. Meskipun, dalam pengesahannya, undang-undang ini turut menuai kontroversi. Tindakan ini dinilai oleh para pegiat kebebasan sebagai ancaman serius terhadap kebebasan berbicara dan hak asasi manusia. Bagi mereka, pembatasan tersebut menunjukkan sikap pemerintah yang lebih condong untuk menghindari ketegangan dengan Korea Utara daripada melindungi hak fundamental warganya. Di saat yang sama, langkah ini juga memperkuat kekhawatiran bahwa kebijakan keamanan dapat digunakan sebagai alasan untuk menekan suara-suara kritis dan mengurangi ruang demokrasi di Korea Selatan.
Insiden Terbaru Balon Sampah dari Korea Utara
Pada 24 Juli 2024, insiden pengiriman balon sampah dari Korea Utara memulai babak baru dengan mendarat di Kompleks Kepresidenan Korea Selatan. Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai kemampuan teknologi dan niat di balik tindakan tersebut. Meski Korea Utara diduga tidak memiliki teknologi canggih untuk mengarahkan balon secara presisi menggunakan GPS dan sistem tenaga listrik, kemungkinan besar balon tersebut mendarat di sana secara kebetulan. Jung Chang-wook dari Korea Defense Study Forum mengonfirmasi bahwa balon tersebut mendarat secara kebetulan, mengingat Korea Utara kemungkinan hanya menggunakan metode sederhana seperti memperhitungkan berat kantong sampah dan kondisi cuaca untuk menentukan arah balon. Insiden ini mencerminkan ketegangan yang terus berlangsung antara kedua negara yang masih menggunakan metode kampanye propaganda lama sejak Perang Korea pada 1950-an.
Di sisi lain, intensifikasi penggunaan balon oleh Korea Utara dan pengeras suara oleh Korea Selatan menunjukkan bagaimana kedua negara tetap terlibat dalam perang psikologis untuk mempengaruhi moral masing-masing. Korea Selatan, dengan sekitar 40 pengeras suara termasuk 16 yang bergerak, menggunakan media tersebut untuk menyebarkan propaganda yang berisi lagu-lagu Kpop, berita ekonomi, dan kisah pembelot Korea Utara. Aktivitas ini ditujukan untuk menurunkan moral pasukan dan penduduk di garis depan Korea Utara. Sebaliknya, Korea Utara mengklaim peningkatan kiriman balon mereka adalah respons terhadap aktivitas propaganda Korea Selatan. Situasi ini menyoroti dinamika persaingan yang berkelanjutan, di mana kedua negara menggunakan cara-cara tradisional dan modern untuk mempengaruhi satu sama lain di tengah ketegangan politik yang masih tinggi.
Akibat Aksi Saling Propaganda antara Korea Selatan dengan Korea Utara
Besarnya jumlah balon udara berisikan sampah yang dikirim oleh Korea Utara menyebabkan Joint Chiefs of Staff menghimbau agar seluruh warga Korea Selatan tidak mendekati balon udara yang mendarat di sekitar mereka, melainkan segera melaporkannya pada unit polisi atau militer setempat. Pemerintah Korea Selatan dengan cepat memperingati warganya agar selalu waspada ketika melakukan kegiatan di luar ruangan. Mengingat bahwa propaganda berupa pengiriman balon udara berisi sampah oleh Korea Utara bukanlah kali pertama, Korea Selatan tentu tak tinggal diam. Pemerintah Korea Selatan telah berpengalaman dalam memperhitungkan tindakan dan langkah-langkah untuk menangani provokasi semacam ini, termasuk memperkuat pertahanan untuk menekan Korea Utara agar menghentikan tindakan provokatif tersebut.
Sebagai bentuk kegeramannya atas tindakan tercela yang dilakukan oleh Korea Utara, Korea Selatan mengambil langkah serius, yakni menangguhkan sepenuhnya perjanjian militer yang sebelumnya ditetapkan untuk mengurangi ketegangan antara keduanya pada tahun 2018 lalu. Selain memanfaatkan aksi propaganda berupa lagu-lagu Kpop, berita ekonomi, dan kisah pembelot Korea Utara, pemerintah Korea Selatan secara resmi mengadakan latihan tembak yang dilakukan secara langsung di wilayah perbatasan serta demiliterisasi yang merupakan pemisah semenanjung Korea. Cho Chang-rae selaku Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan bidang Kebijakan menegaskan bahwa Korea Selatan akan melakukan segala tindakan untuk mencegah warganya termakan provokasi pihak Korea Utara.
Di sisi lain, Kim Yo Jong yang merupakan saudari dari Presiden Korea Utara, Kim Jong Un mengatakan bahwa tindakan latihan menembak yang dilakukan oleh pihak Korea Selatan merupakan tindakan “bunuh diri” dan mengandung unsur provokatif. Selain itu, ia mengklaim bahwa sejumlah “selebaran kotor” yang dikirimkan oleh Korea Selatan telah ditemukan berserakan di sepanjang perbatasan wilayah Korea Utara. Ia pun melanjutkan bahwa Korea Selatan akan mendapatkan “bayaran mahal” atas tindakan yang dilakukan olehnya. Sebagai bukti keseriusannya, Kim Yo Jong turut menyampaikan bahwa sejumlah pihak militer Korea Utara tengah melakukan pencarian secara habis-habisan, guna membuang dan membakar segala macam sampah yang berhasil ditemukan.
Kesimpulan
Terpecahnya negara Korea serta perbedaan ideologi telah menyebabkan Korea Selatan dan Korea Utara mengalami bentrokan. Dilihat dari sejarahnya, kedua negara ini kerap kali mengalami konflik dalam berbagai bentuk, dengan konflik terbaru antara keduanya adalah propaganda balon udara berisi sampah. Pada bulan Mei hingga Juli 2024, pihak Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara telah mengirimkan balon udara berisikan sampah sebagai bentuk aksi balas dendam terhadap para pembelot dan aktivis di Korea Selatan yang dikabarkan telah lebih dulu mengirimkan selebaran anti-Korea Utara dan USB berisi lagu dan drama buatan Korea Selatan. Aksi Korea Utara ini tentu dinilai berbahaya dan sangat merugikan pihak Korea Selatan, sehingga mereka dengan tegas menangguhkan perjanjian militer antara kedua negara dan melakukan latihan tembak di wilayah perbatasan Korea. Aksi Korea Selatan ini rupanya dinilai provokatif oleh Korea Utara, sehingga dapat diperkirakan bahwa dalam beberapa waktu kedepan Korea Utara akan kembali mengambil langkah berani demi membalas propaganda yang dilakukan oleh Korea Selatan.
Referensi
BBC News Indonesia. (2024, June 12). Korea: “Perang propaganda” Korsel-Korut –
Pyongyang kirim balon berisi sampah, Seoul setel musik K-Pop. Retrieved August 2, 2024, from https://www.bbc.com/indonesia/articles/cn00z585jx5o
CNN Indonesia. (2024, July 18). Korsel Was-was, Korut Kirim Lagi Balon Isi Sampah ke Perbatasan. CNN Indonesia. Retrieved August 3, 2024, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240718183923-113-1122957/korsel-was-was-korut-kirim-lagi-balon-isi-sampah-ke-perbatasan
Dzulfaroh, A. N. (2024, July 25). Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Sampah ke Seoul, Kali Ini Mendarat di Kantor Kepresidenan. KOMPAS.com. Retrieved August 2, 2024, from https://www.kompas.com/tren/read/2024/07/25/173000565/korea-utara-kembali-terbangkan-balon-sampah-ke-seoul-kali-ini-mendarat-di
Fea. (2024, June 2). Korea Utara Setop Kirim Balon Isi Sampah ke Korea Selatan. Internasional. Retrieved August 2, 2024, from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240603014218-113-1104958/korea-utara-setop-kirim-balon-isi-sampah-ke-korea-selatan
Ferida, K. (2024, June 5). Korea Selatan Tangguhkan Sepenuhnya Perjanjian Militer dengan Korea Utara Pasca Dikirimi Balon Isi Sampah. Liputan6.com. Retrieved August 3, 2024, from https://www.liputan6.com/global/read/5611973/korea-selatan-tangguhkan-sepenuhnya-perjanjian-militer-dengan-korea-utara-pasca-dikirimi-balon-isi-sampah
Iswara, A. J. (2024, June 3). Terungkap Maksud Korea Utara Kirim Balon Sampah ke Korea Selatan. KOMPAS.com. Retrieved August 2, 2024, from https://www.kompas.com/global/read/2024/06/03/090145270/terungkap-maksud-korea-utara-kirim-balon-sampah-ke-korea-selatan
VOA Indonesia. (2024, July 8). Saudara Kim Jong Un Kecam Latihan Tembak Menembak Korsel. VOA Indonesia. Retrieved August 3, 2024, from https://www.voaindonesia.com/a/saudara-kim-jong-un-kecam-latihan-tembak-menembak-korsel-/7689260.html