Bendera Malaysia dan Korea UtaraMalaysia-Korea Utara. Credit to original owner

Hubungan diplomatik Malaysia dengan Korea Utara telah terjalin sejak puluhan tahun yang lalu. Malaysia adalah pendukung setia pembicaraan enam pihak tentang Korea Utara yang bertujuan menghasilkan Semenanjung Korea bebas nuklir dan penyatuan kembali kedua Korea. Peran signifikan Malaysia semakin mendekatkannya dengan Korea Utara. Kedekatan hubungan kedua negara ditingkatkan dalam bidang lain melalui kerjasama ekonomi yang berfokus pada pendidikan, budaya dan pariwisata. Kemudian, kedua negara sepakat menawarkan masuk bebas visa ke negara masing-masing pada tahun 2000 dan menandatangani memorandum pemahaman tentang budaya pada tahun 2002 dan 2017.

Hubungan kedua negara memasuki masa ‘surut’ ketika terbunuhnya Kim Jong-Nam, kakak Kim Jong-un, di Malaysia pada 13 Februari 2017.  Terbunuhnya Kim Jong-nam diduga didalangi oleh agen intelijen Korea Utara karena motif politik yang ‘mengancam’ pemerintahan Kim Jong-un. Kejadian menjadi perdebatan antara Malaysia-Korea Utara, ketika Malaysia ingin menyelediki kasus tersebut sedangkan Korea Utara tidak. Di samping itu, usul Korea Utara untuk melakukan penyelidikan gabungan juga ditolak Malaysia. Hal ini menimbulkan eskalasi perselisihan antara kedua negara yang terlihat dengan kebijakan ‘pengembalian’ dan ‘pemulangan’ diplomat Malaysia dan Korea Utara.

Secara tidak langsung  tindakan impulsif Pyongyang berpotensi menimbulkan ancaman tidak langsung keamanan nasional Malaysia, meskipun  secara geografis Korea Utara terpisah jauh dengan Malaysia. Potensi ancaman ini dikhawatirkan dari penggunaan senjata biologis atau senjata racun yang bisa ‘tersebar’ di seluruh negeri.

Bagi Malaysia, kejadian ini menyatukan opini rakyat untuk bersatu dengan pemerintah. Rakyat dan pemerintah memiliki persamaan pandangan bahwa kejadian ini akan berdampak terhadap keamanan nasional. Dampak yang dikhawatirkan adalah Malaysia akan menjadi tempat ‘bermain’ bagi agen Korea Utara. Kemudian, Malaysia membuka upaya negosiasi untuk mewujudkan pengembalian orang-orang Malaysia secara aman. Secara tidak langsung negosiasi ini memberikan kesempatan kepada pemerintah Malaysia bahwa pemerintah mampu melindungi rakyat dan kepentingan nasional Malaysia di dalam dan luar negeri.

Bagi Korea Utara, kejadian ini memberikan peluang bagi pemimpinnya untuk membangkitkan sentimen nasionalistis rakyatnya untuk mendukung pemerintahan Kim Jong- Un. Sebagaimana kita ketahui, pemerintah di Korea Utara membutuhkan isu yang berguna untuk ‘menyatukan’ opini di dalam negeri untuk menjaga posisinya di mata rakyat.  Namun dari segi diplomatik, kebuntuan hubungan dengan Malaysia adalah menghilangnya ‘negara mitra’ yang bisa mengakomodasi kepentingan Korea Utara terhadap kawasan ASEAN. Berpalingnya Malaysia dari Korea Utara berpotensi  menghilangkan keuntungan program bantuan yang diperoleh oleh Korea Utara melalui  LSM Choson Exchange yang berbasis di Singapura, mitra strategis Malaysia.

Dari permasalahan tersebut, muncul upaya perbaikan hubungan keduanya melalui keterlibatan mediator pihak ketiga, yaitu Cina. Penunjukan Cina sebagai mediator dikarenakan Cina memiliki hubungan baik dengan Malaysia dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Korea Utara. Sehingga dapat dikatakan keduanya akan ‘lebih cepat’ dalam merestorasi hubungannya.

Perpecaan diplomatik dalam hubungan Malaysia-Korea Utara merupakan masalah akut tetapi tidak permanen. Permasalahan akut ini setidaknya dapat diselesaikan tanpa memperkeruh ke tingkat kawasan. Namun, dari kejadian itu setidaknya menjadi masukan berharga kepada pemerintah Malaysia agar tidak  meremehkan hubungannya dengan Pyongyang. Di masa depan, hubungan bilateral keduanya akan tetap bergantung pada kepentingan nasional dan pemerintahan yang menjabat, baik di Korea Utara dan Malaysia.

Editor: CF

DAFTAR PUSTAKA

Hoo Chiew-Ping, “Malaysia and North Korea – a friendship on ice”, BBC News , March 9, 2017.
The New Paper (Singapore) , “KL to call on allies if war breaks out with North Korea”, March
14, 2017.
The Straits Times , “KL backs Korean unification effort”, March 5, 2002.
The Sun Daily (Malaysia) , “Malaysia hopes North Korea attends six-party talks”, March 25, 2005.
The Straits Times , “Malaysia acting with ‘hostile forces’ in Kim Jong Nam investigation”,
February 18, 2017.
New Straits Times , “BN Youth stage protest at N. Korean embassy”, February 23, 2017.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *