Ditulis oleh Budiman Ibrahim dan Viandra Rizqi

 

Amerika Serikat akan melaksanakan Pemilihan Presiden pada bulan November mendatang. Pada awalnya, Presiden petahana yakni Joe Biden akan mencalonkan diri sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrat. Namun, karena kondisi fisik yang dinilai sudah tidak mumpuni, maka pada bulan Juli 2024 lalu beliau memutuskan untuk mengundurkan diri dari Capres Partai Demokrat dan menyerahkannya kepada Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini, Kamala Harris. Dalam Pemilihan Presiden 2024, Harris dan calon wakilnya, Tim Walz, akan berhadapan dengan mantan Presiden A.S. Donald Trump dan J.D. Vance dari Partai Republik.

 Kamala Harris merupakan politisi Amerika Serikat kelahiran 20 Oktober 1964 di Oaklands, California. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Harris mengawali karirnya sebagai guru di Kanada sebelum akhirnya terjun ke politik dan terpilih menjadi Jaksa Wilayah Kota San Francisco pada tahun 2003. Karir Harris meningkat pesat pada tahun 2010 ketika berhasil menjadi Jaksa Wilayah California dan enam tahun kemudian terpilih menjadi Senator Amerika Serikat setelah berhasil mengalahkan Loretta Sanchez. Pada tahun 2020, Harris dipilih untuk menjadi calon Wakil Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat dan berhasil terpilih pada tahun yang sama, sebelum akhirnya menjabat sebagai Wakil Presiden A.S. pada Januari 2021.

 Pemilihan Kamala Harris sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrat dimulai ketika Joe Biden mengalami performa debat yang buruk ketika melawan Donald Trump pada Bulan Juni lalu. Selanjutnya, kerentanan fisik Biden pun juga mengalami sorotan setelah debat tersebut, sehingga banyak pendukung Partai Demokrat mendesaknya mundur dari pencalonan Capres dan menggantinya dengan Harris yang berusia lebih muda. Dukungan terhadap Harris pun beragam, mulai dari aktor film seperti George Clooney, Para mantan Presiden A.S. Jimmy Carter, Bill Clinton, dan Barack Obama, serta masih banyak lainnya. Selain dari dalam negeri, dukungan terhadap pencalonan Harris pun juga datang dari negara-negara sekutu Amerika Serikat.

Kronologi Pemilihan dan Proses Hingga Sekarang

 Setiap empat tahun sekali, kedua partai terbesar dalam seleksi pemilihan presiden melakukan pemilihan suara sebagai wakil dari masing-masing partai, begitu pun partai Demokrat. Sebelum Partai Demokrat melakukan penetapan kandidat calon presiden AS, Partai Demokrat melakukan roll call setiap pemilihan kandidat presiden. Roll call adalah rangkaian resmi dalam pemilihan calon presiden yang dilakukan oleh perwakilan suara berbagai suara di AS yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Demokrat. Untuk mendapatkan status yang layak dalam pemilu presiden AS harus mendapatkan mayoritas suara pada Partai Demokrat yang berasal dari berbagai wilayah negara bagian AS. Dikutip Al Jazeera (2024), setidaknya seorang kandidat harus meraih sekitar 1976 suara delegasi dari berbagai wilayah perwakilan. Menurut kantor berita Associated Press mengatakan bahwa Harris, sebagai pemenang nominasi perwakilan kandidat dari Partai Demokrat AS, telah memenangkan nominasi sehingga secara sah maju menjadi lawan perwakilan Partai Republik, yaitu Trump. Harris juga telah melampaui jumlah suara yang dibutuhkan.

 Namun, hingga saat ini, Harris secara resmi belum mengungkapkan calon wakil pendampingnya dalam kontestan pemilu AS. Beberapa kandidat calon wakil presiden muncul seperti Kentucky Governor Andy Beshear, Minnesota Governor Tim Walz, Senator Mark Kelly of Arizona and Pennsylvania Governor Josh Shapiro. Identitas calon wakil yang dipilih Harris masih belum dapat dipastikan.

 Secara umum beberapa fase yang dilakukan oleh Harris mencakup beberapa hal, seperti kampanye kandidat hingga debat kandidat dalam pemilu AS. Saat ini, Harris gencar melakukan kampanye ke beberapa wilayah di AS untuk mendapatkan dukungannya. Kampanye-kampanyenya sebagian besar berfokus yang mencakup poin-poin penting, diantaranya isu kebebasan dan keadilan, penguatan ekonomi populis, isu perubahan lingkungan, reformasi sistem imigrasi, hingga LGBTQ. Usulan kebijakan tersebut sangat berkebalikan dengan kebijakan yang diusulkan oleh lawannya, Trump. Dalam debat terbuka, Harris mengkritisi kebijakan yang dinilai lalai oleh trump. Pada konsep ‘kebebasan’ yang dikemukakan oleh Trump memiliki makna yang kebalikan dengan kebijakan yang diusulkan oleh Harris. Harris mengemas isu tersebut yang berhubungan dengan dengan hak individual dan kesejahteraan sosial yang sangat berhubungan dengan nilai-nilai progresif dalam mendukung perluasan hak dan perlindungan, terutama bagi kelompok terpinggirkan. Hal ini bertentangan dengan kampanye dan debat Trump yang sangat mendukung kuat isu individualisme, kebebasan ekonomi, dan kedaulatan nasional yang berkaitan erat dengan nilai-nilai konservatif.

Dampak Perpolitikan Amerika Serikat terhadap Program Harris 

Dinamika politik dalam negeri Amerika Serikat sangat mempengaruhi implementasi program Kamala Harris sebagai Wakil Presiden dan calon Presiden. Dukungan dan penolakan dari berbagai kelompok politik menjadi penentu utama keberhasilan kebijakannya. Misalnya, upaya Harris untuk memperkuat hak aborsi dan merestrukturisasi kesehatan terhalang oleh perlawanan kuat dari Partai Republik, yang memegang mayoritas di beberapa negara bagian dan di Senat. Politisasi isu-isu ini sering kali menyebabkan kebijakan Harris mengalami perubahan signifikan atau bahkan ditolak sepenuhnya (Fast Company, 2023).

Harris menghadapi tantangan besar dari Partai Republik, terutama terkait isu-isu kebebasan individu. Interpretasi Harris tentang kebebasan—termasuk hak untuk aborsi dan kebijakan lingkungan—sering dikritik oleh oposisi sebagai bentuk intervensi pemerintah yang berlebihan (Washington Examiner, 2023). Selain itu, oposisi internal dari faksi progresif dalam Partai Demokrat juga menekan Harris untuk mengambil pendekatan yang lebih radikal dalam kebijakan sosialnya.

Dalam merespons isu-isu domestik seperti ekonomi, kesehatan, dan kebijakan luar negeri, Harris cenderung mengambil pendekatan progresif dan pragmatis. Ia mendorong program ekonomi yang inklusif, memperjuangkan akses kesehatan universal, dan mengedepankan diplomasi multilateral, sambil tetap mempertahankan kekuatan militer AS sebagai alat negosiasi global. Tekanan politik dari berbagai pihak sering memaksa Harris untuk menyesuaikan kebijakannya. Misalnya, akibat desakan dari kelompok progresif, Harris menjadi lebih vokal dalam mendukung Green New Deal, meskipun sebelumnya ia mengadopsi pendekatan yang lebih moderat terhadap perubahan iklim

Reaksi dan Pandangan Internasional 

Pemilihan Kamala Harris sebagai Calon Presiden Amerika Serikat periode 2025-2029 pun mendapat banyak beragama tanggapan dari berbagai pemimpin negara-negara global. Pada umumnya, reaksi dari para pemimpin negara lain tersebut bersikap positif, terutama dari negara-negara sekutu Amerika Serikat. Hal ini ditandai dengan adanya pertemuan dan percakapan yang hangat melalui telepon kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, dan pemimpin negara-negara Uni Eropa lainnya. Sementara itu, untuk China sendiri tidak membuat pernyataan yang bersifat positif dan negatif mengenai pencalonan Harris. Nada bersifat negatif pun muncul dari Rusia, dimana juru bicara dari kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa pencalonan tersebut merupakan sebuah manipulasi yang hanya akan menguntungkan Partai Demokrat A.S. dan juga reaksi berbagai media Rusia yang berpendapat bahwa Harris merupakan seorang penjahat serta suruhan para elit global di negara tersebut.

Para pakar Geopolitik sudah memperkirakan berbagai dampak yang akan terjadi di dunia apabila Harris terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Dia akan melanjutkan kebijakan luar negeri yang sama seperti pemerintahan Joe Biden saat ini, yaitu menawarkan dukungan yang kuat kepada Ukraina dalam perangnya terhadap Rusia, dan melanjutkan peningkatan aliansi dengan negara-negara Asia Pasifik dalam menghadapi China. Selanjutnya, Harris dinilai juga akan memberikan dukungan yang kuat kepada Israel dan sekutu A.S. lainnya di kawasan Timur Tengah dalam menghadapi agresi Iran.

Kesimpulan

Kamala Harris telah menjalani perjalanan politik yang penuh tantangan sejak pencalonannya sebagai Wakil Presiden hingga kepemimpinannya saat ini. Dia adalah wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama yang menduduki posisi ini, menandai sejarah baru dalam politik Amerika. Sebagai Wakil Presiden, Harris memfokuskan kebijakan pada hak-hak individu, reformasi kesehatan, dan keadilan sosial. Namun, efektivitas kebijakannya sering terhambat oleh perlawanan politik, terutama dari Partai Republik dan beberapa kelompok dalam Partai Demokrat sendiri. Meskipun menghadapi tantangan besar, Harris terus berupaya menjalankan agenda progresifnya sambil menyesuaikan strategi politiknya dengan dinamika dalam negeri yang kompleks

Jika terpilih pada Januari 2025 mendatang, kepemimpinan Kamala Harris dapat meningkatkan eskalasi konflik global. Ini dikarenakan dia memiliki rencana kebijakan luar negeri yang tidak jauh berbeda dengan pemerintahan A.S. saat ini. Dalam tahun-tahun yang mendatang dapat menentukan posisi kekuatan geopolitik Amerika Serikat. Harris dapat mempertahankan status A.S. sebagai negara adidaya apabila ia berhasil menyelesaikan perang di Ukraina dan Israel dengan mencapai konsensus bersama antara pihak yang berkonflik. Namun hal ini terdapat banyak perlawanan, pada saat ini A.S. telah mengalami tantangan geopolitik dari Rusia di Eropa, China di Asia, dan Iran di Timur Tengah. Sejak beberapa tahun silam, ketiga negara tersebut telah menggunakan pengaruh mereka ke negara lain agar tidak menuruti kemauan Amerika Serikat di dunia. Hal ini memang terjadi dengan adanya ekspansi keanggotaan organisasi BRICS dan maraknya perang dagang serta sanksi dengan negara-negara tersebut. Apabila dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa berbagai tantangan diatas akan menjadi bencana bagi kebijakan luar negeri pemerintahan Harris di kemudian hari.

 

Referensi

 

Al Jazeera. (2024, August 1). Democrats begin process to nominate Harris for president: What to know. Retrieved from https://www.aljazeera.com/news/2024/8/1/democrats-begin-process-to-nominate-harris-for-president-what-to-know

 

Eimil, E. B. (2024, July 23). Here are the world leaders Harris has on speed dial. Politico. Retrieved August 27, 2024, from https://www.politico.com/news/2024/07/23/kamala-harris-world-leaders-00170676

 

Eimil, E. B., et.al. (2024, July 21). What a Kamala Harris foreign policy could look like. Politico. Retrieved August 27, 2024, from https://www.politico.com/news/2024/07/21/kamala-harris-foreign-policy-00170143

 

Fast Company. (2023). What Harris and Trump’s branding choices reveal about the 2024 election. Diakses dari https://www.fastcompany.com

 

Looker, R, & Honderich, H. (2024, August 23). Who is Kamala Harris? The many Identities of the first woman vice-president. BBC.com. Retrieved August 26, 2024, from https://www.bbc.com/news/articles/c2501n5rvvno

 

Los Angeles Times. (2024, August 27). Presidential transition planning has begun in earnest, but Trump and Harris are already behind. Retrieved from https://www.latimes.com/world-nation/story/2024-08-27/presidential-transition-planning-has-begun-in-earnest-but-trump-and-harris-are-already-behind

 

Matza, M, & Cabral, S. (2024, August 3). Kamala Harris formally chosen as Democratic Nominee. BBC.com. Retrieved August 27, 2024, from https://www.bbc.com/news/articles/c4ng1my55vno

 

Piccotti, T. (2024, August 6). Kamala Harris. Biography.com. Retrieved August 26, 2024, from https://www.biography.com/political-figures/kamala-harris

 

Politico. (2024, July 23). Russia’s new punching bag: Kamala Harris. Retrieved August 27, 2024, from https://www.politico.eu/article/russia-punching-bag-joe-biden-us-elections-2024-washington-kremlin-propaganda-moscow/

 

Washington Examiner. (2023). Kamala Harris tries out four campaign slogans. Diakses dari https://www.washingtonexaminer.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *